Mengenai interaksi islam dengan eropa, Mari kita mulai
lihat siroh tentang perang Mu'tah (629 M). Disana adalah perang pertama
antara Islam dengan Imperium Romawi, catat Imperium Romawi. Perang ini terjadi
di sebuah daerah di dekat Palestina (abaikan peta Palestina yang ada sekarang).
Untuk mengetahui detail prang mu’tah, silakan pelajari
siroh nabawiyah ya.
Kembali ke Imperium Romawi, sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa Imperium Romawi sudah lebih dulu ada dari pada islam itu sendiri. Bahkan kita juga mengenal istilah Kerajaan Romawi Barat dan Kerajaan Romawi Timur. Kerajaan Romawi Barat adalah Imperium Romawi yang berpusat di Roma dengan mengusung gereja Katholik Roma. Sedangkan Kerajaan Romawi Timur merupakan Imperium Romawi yang mengusung gereja Kristen Orthodox Timur dan lebih sering disebut Byzantium, karena berpusat di kota Byzantine yang kemudian oleh Konstantine diganti menjadi Konstantinopel, lalu menjadi Islambul setelah ditaklukan Muhammad Al Fatih, dan kini mengenalnya sebagai kota Istanbul setelah Kemal At Taturk menyatakan Turki sebagai negara republik.
Baca juga : Berita-berita Setelah Keruntuhan (News After the collapse)
Pada situasi perang mu’tah itulah Rasulullah Saw.,
penah menjawab pertanyaan sahabat ra., yang menanyakan manakah yang akan
ditaklukan lebih dahulu Roma atau Konstantnopel ?, beliau Saw., menjawab
bahwa Kotanya Heraklius (Konstantinopel) akan dibuka lebih dahulu. Jadi
interaksi islam dengan bangsa eropa sudah terjadi, pada situasi ini. Baik
sebagai akibat atau sebab didalamnya.
Islam Masuk Eropa Melalui Pintu Barat
Islam pun memasuki eropa melalui gerbang Kerajaan
Romawi Barat. Pada masa kekhalifahan Ummayah, pasukan Islam yang dipimpin
oleh Thariq bin Ziyad memasuki Andalusia
(sekarang Spanyol) melalui daerah maghribi (baca : Maroko). Sehingga akhirnya
Andalusia menjadi wilayah islam (provinsi dari Kekhalifahan Umayyah) pada 711 M. Sebelum kemudian pada 1487 M dikalahkan
oleh tentara salib dalam babak lanjutan Perang Salib. Hingga berujung pada
pembantaian masal kaum muslimin di andalusia pada 1 April 1487 M, setelah kaum
muslim ditipu dengan tawaran dapat keluar dari sembunyian dengan aman untuk
keluar dari wilayah Andalusia, yang kemudian mereka rayakan sebagai the
April Fool's Day (baca : April Mop).
Atas kejadian tersebut, masih ada orang-orang islam
dari Andalusia yang melarikan diri. Mereka kembali ke wilayah islam maupun
masuk lebih dalam ke eropa dengan bersembunyi ataupun menyembunyikan
identitasnya. Dari sinilah islam memulai kembali perkembangannya di eropa meskipun
secara perlahan.
Islam Masuk Eropa Melalui Pintu Timur
Janji Allah terbukti setelah 7 abad berselang setelah
disampaikan Rasulullah Saw., melalui jawaban kepada Sahabat ra., pada perang
Mu’tah. Meskipun aliansi tentara salib sudah terbentuk sejak awal abad ke 9 M,
ketika Paus di Roma menerima dan menyetujui permintaan Raja Byzantium
dari Konstantinopel untuk menghadapi ancaman
bangsa Turk. Namun akhirnya Konstantinopel pada tahun 1453 M ditaklukan
oleh Muhammad Al Fatih. Takluknya Konstantinopel menjadi pintu gerbang
strategis masuknya islam ke eropa melalui wilayah timur.
Setelah kekhalifahan Utsmani menaklukan
konstantinopel, islam (dengan perangkat aturan dan hukumnya) pun mulai
berinteraksi secara langsung sampai ke wilayah eropa tengah (Austria). Namun
karena gagal memasuki Wina (ibukota Austria) akibat serangan aliansi Eropa
pimpinan Raja Polandia dan adanya masalah internal, maka pada 1683 M ditarik
mundurlah pasukan Utsmaniyyah dan dihentikan ekspedisi Islam di tanah eropa
oleh utsmani.
Sejak dihentikannya ekspedisi tersebut, bangsa eropa
menyebut kekhilafahan utsmani sebagai raksasa tidur (baca : tidak lagi
melakukan manuver militer). Walaupun sudah tidak melakukan ekspedisi militer
lagi, tetapi eksistensi politik utsmani masih menjadi perhatian
bangsa eropa. Namun akibat dari kegagalan Utsmaniyyah di Wina, banyak pasukan
utsmani yang ditawan dan dikirim ke Jerman. Dan hal itu pula yang mungkin
menjadi rencana Allah untuk mengakrabkan islam di eropa, khususnya Jerman.
Islam Masuk Eropa Melalui Pintu Langit
Selepas perang dunia kedua berakhir dan bermunculannya negara bangsa
(nation state), banyak imigran muslim yang datang di beberapa negara
di Jerman, Prancis dan Belgia. Masuk warga muslim ke wilayah Eropa
umumnya untuk mencari kehidupan baru dan sebagai pengungsi karena konflik di
negara asalnya. Dapat masuknya mereka ke eropa hal ini dimungkinan karena
adanya komunitas muslim, terutama komunitas muslim yang telah lebih dahulu ada
sejak penaklukan utsmani yang cukup besar dan mampu mempengaruhi kebijakan
eropa.
Sentimen-sentimen terorisme, anti islam dan lainnya
yang banyak ditudingkan alih-alih dipercaya, masyarakat modern lebih tertarik
mencari tahu mengenai islam dan ajarannya dengan mulai membaca al
qur’an (dengan terjemahan) dan berbagai referensi yang ada. Sehingga islam
semakin akrab dengan masyarakat barat (baca : eropa dan amerika). Disamping
itu, berdasarkan hasil penelitian sejak tahun 2010, populasi muslim di eropa
bertumbuh 1% atau sekitar 6 juta orang setiap tahunnya. Pada tahun 2050,
diperkirakan jumlah muslim di eropa mencapai 60juta orang. Bertambahnya jumlah
muslim di eropa dipengaruhi oleh perilaku muslim eropa pada umumnya membangun
keluarga pada usia yang lebih muda (30 tahun) dan mempunyai lebih banyak anak
sedangkan umumnya penduduk eropa pada usia 40 tahun dari umumnya hanya memiliki
satu anak.
Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy)
membuat makar (tipu daya/rencana jahat) terhadapmu untuk menangkap dan
memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka membuat makar dan Allah
menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. (TQS. Al-Anfaal : 30)
Comments
Post a Comment