Hidup ini penuh dengan tekanan atau stressor. Tidak semua yang kita inginkan sesuai dengan kenyataan yang ada. Banyak orang yang mampu menghadapi berbagai situasi tanpa rasa tertekan. Namun menghadapi tekanan merupakan tantangan untuk dapat melewatinya. Ada diantara kita yang setiap bertemu pada suatu kondisi tertentu, langsung merasakan kejenuhan, rasa tertekan, atau bahkan ada yang berujung pada keputusasaan dan nekat mengakhiri hidupnya (bunuh diri). Setiap peristiwa tentu memiliki dampak psikologis yang berbeda pada setiap orang. Karena setiap orang memiliki ambang stress yang tentu berbeda. Semakin besar ambang stress yang dimiliki seseorang, maka akan semakin kuat pula orang tersebut dalam menghadapai dan menjalani berbagai situasi yang ada dalam hidupnya. Pendidikan, perhatian lingkungan terdekat, keimanan, serta pengetahuan dan pengalaman yang didapat seseorang merupakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi besar atau kecilnya seseorang dalam mengatur ambang s
“Dari Siti Aisyah RA, ia berkata, Aku bertanya kepada
Rasulullah SAW perihal tha‘un, lalu Rasulullah SAW memberitahukanku, dahulu,
tha’un adalah azab yang Allah kirimkan kepada siapa saja yang Dia kehendaki,
tetapi Allah menjadikannya sebagai rahmat bagi orang beriman. Maka tiada
seorang pun yang tertimpa tha’un, kemudian ia menahan diri di rumah dengan
sabar serta mengharapkan ridha-Nya seraya menyadari bahwa tha’un tidak akan
menimpanya selain telah menjadi ketentuan Allah untuknya, niscaya ia akan
memperoleh ganjaran seperti pahala orang yang mati syahid,” (HR. Bukhari, Nasa’i dan Ahmad).
Dalam situasi
mewabahnya suatu penyakit menular, maka berbagai kegiatan rutin yang biasa
dilakkan akan terganggu, karena memiliki risiko besar terjadinya penularan.
Oleh sebab itu perlu adanya strategi dan cara-cara yang tepat untuk
meminimalisir terjadinya penularan, jika memang mengharuskan untuk beraktivitas
diluar rumah atau lingkungan aman. Beberapa strategi dan cara dapat dilakukan
yaitu :
Pertama lindungi diri,
pada situasi normal, umumnya setiap orang melakukan aktivitas merasa dirinya
dalam kondisi sehat. Namun pada kenyataannya, tidak semua orang yang
beraktivitas berada pada kondisi yang sehat. Apalagi pada saat menyebarnya wabah
penyakit, tidak ada jaminan mitra kerja atau orang yang kita jumpai terbebas
dari penyakit tersebut. Melindungi diri dari penyebaran COVID-19, juga
merupakan bagian memutus mata rantai penyebaran wabah penyakit menular.
Langka-langkah yang
dapat dilakukan diri sendiri dalam rangka mengantisipasi: a. Memastikan diri
dalam kondisi sehat; b. Bersihkan peralatan yang basa dan akan digunakan; c.
Hindari kontak langsung dengan berbagai hewan (hewan ternak atau hewan liar);
d. Jaga jarak fisik saat berinteraksi; e. Manfaatkan perkembanagn teknologi dan
media untuk bertransaksi secara non-tunai; f. Cuci tangan dan bersihkan badan
saat tiba dirumah; dan g. Hubungi dokter atau tenaga medis bila memiliki gejala
tertular penyakit.
Kedua, lindungi Orang
Lain dari diri kita atau orang lainnya, karena kita tidak pernah tahu apakah
diri kita atau orang disekitar kita telah terpapar penyakit tersebut atau
tidak, terlebih tidak adanya gejala yang menunjukan bahwa diri kita atau orang
yang berinteraksi dengan kita telah terpapar atau tidak. Hal ini dikarenakan
daya tahan (imun) tubuh pada masingmasing orang berbeda. Oleh karena itu,
setiap orang diharapkan memiliki kesadaran dan dapat berpartisipasi dalam
memutus mata rantai penularan wabah penyakit menular.
Beberapa langkah yang
dapat dilakkan dalam rangka melindungi orang lain dari terpapar penyakit
menular, baik dari kita maupun orang lainnya. a. Gunakan masker saat keluar
rumah; b. Akomodir dengan membantu untuk tetap dapat tinggal di lingkungan aman
atau rumah; c. Sediakan media cuci tangan dimanapun berada; dan d. Menyampaikan
maklumat dan edukasi kepada siapapun untuk membantu pencegahan dan memutus
rantai penyebaran penyakit menular tersebut.
Dalam sebuah riwayat
diceritakan bahwa, Anas bin Malik menceritakan seorang laki-laki
yang berkata, "Ya Rasulullah SAW, apakah aku harus mengikat untaku dan
bertawakal pada Allah SWT atau melepaskannya dan bertawakal pada Allah
SWT?" Rasulullah SAW berkata, "Ikat untamu dan bertawakal pada Allah
SWT." (HR At-Tirmidzi).
Namun demikian, jika tidak ada
keperluan yang mendesak dan darurat, alangkah lebih baiknya kita menghindar
dari situasi yang memungkinkan terjadinya penularan dan menularkan.
"Jika
kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi
jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat
itu." (HR Bukhari)Terakhir setelah beriktiar
sekuat tenaga, maka barulah kita berdo’a dan berserah diri kepada Allah SWT. Semoga
wabah penyakit yang Allah kirimkan tetap menjadi
rahmat bagi kita semua. Aamiin.
Salam sehat
Comments
Post a Comment