Hidup ini penuh dengan tekanan atau stressor. Tidak semua yang kita inginkan sesuai dengan kenyataan yang ada. Banyak orang yang mampu menghadapi berbagai situasi tanpa rasa tertekan. Namun menghadapi tekanan merupakan tantangan untuk dapat melewatinya. Ada diantara kita yang setiap bertemu pada suatu kondisi tertentu, langsung merasakan kejenuhan, rasa tertekan, atau bahkan ada yang berujung pada keputusasaan dan nekat mengakhiri hidupnya (bunuh diri). Setiap peristiwa tentu memiliki dampak psikologis yang berbeda pada setiap orang. Karena setiap orang memiliki ambang stress yang tentu berbeda. Semakin besar ambang stress yang dimiliki seseorang, maka akan semakin kuat pula orang tersebut dalam menghadapai dan menjalani berbagai situasi yang ada dalam hidupnya. Pendidikan, perhatian lingkungan terdekat, keimanan, serta pengetahuan dan pengalaman yang didapat seseorang merupakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi besar atau kecilnya seseorang dalam mengatur ambang s
Indonesia
adalah salah satu negeri muslim dengan penduduk terbesar di dunia. Dalam
catatan sejarah yang otentik, islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 masehi
dan berkembang pesat – dengan ditandai munculnya kesultanan islam – pada abad
ke-13 Masehi. Masuknya Islam ke Indonesia tentunya tidak terlepas dari peran
para ulama – diantaranya adalah yang disebut dengan walisongo – yang umumnya
berasal dari Timur-Tengah. Bahkan disinyalir, sebagian dari mereka adalah
utusan yang dikirim oleh Daulah khilafah (Pemerintahan Negara) Islam pada saat
itu, sebagaimana pengiriman walisongo oleh Khilafah Utsmaniyah.
Selain
itu, munculnya banyak Kesultanan Islam setelah berhasil meruntuhkan dominasi
kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Nusantara, dan tentu saja hal tersebut menarik untuk dikaji lebih
jauh. Di antaranya, bagaimana Islam secara langsung
mempengaruhi sistem politik, ekonomi, budaya, sosial, pemerintahan dan lainnya,
yang ada pada waktu itu. Istilah kesultanan pun bukan semata-mata istilah yang
tanpa makna. Di samping mencerminkan istilah yang islami (dari istilah fikh
: Sulthan), ia berkonotasi politis. Dengan kata lain,
kesultanan-kesultanan yang ada pada waktu itu, memang merupakan institusi
politik dan pemerintahan yang islami. Jika memang benar Islam telah
mempengaruhi kesultanan-kesultanan yang ada di Indonesia, tentu ada kemungkinan
masyarakat pun pernah mengalami penerapan syariat (hukum-hukum) islam secara
legal-formal disetiap aspek kehidupannya.
Sayangnya
generasi sekarang (kita-kita ini nih...!) belum pernah menyaksikan kehidupan islam yang diterapkan
dalam sebuah Institusi pemerintahan, sebagaimana kehidupan pada masa rasulullah
saw., khulafaur rasyiddin, para khalifah setelahnya, ataupun kesultanan Islam.
Kita hanya dapat menyaksikan sisa-sisa kehidupan tersebut dengan secuil
sisa-sisa benda, budaya dan norma kehidupan dari peninggalan kehidupan islam
tersebut.
Sekarang, belum ada lagi generasi muslim yang mampu membangkitkan dan menata
kembali puing-puing sajarah kehidupan umat Islam. Sebaliknya, kenistaan umat
islam terjadi dimana-mana. Semua berawal dari ketidakpaduannya antara umat
islam dengan Islam sebagai pedoman kehidupan dan sebagai pedoman spiritualnya.
Tapi sampai kapan? Wallahu’alam.
Ayo Bangkit !!
Satu hal yang mesti adalah umat islam harus bangkit dari keterlenaan untuk kembali membangun
peradaban dan kehidupan Islam sebagaimana pernah dialami oleh umat islam terdahulu.
Salah satu upaya tersebut adalah dengan banyak mempelajari dan merenungi
sejarah umat islam. Mulai dari masa Rasulullah saw., masa Khulafaur Rasyiddin,
Umayyah, Abbasiyyah, Utsmaniyyah, hingga kehidupan kesultanan Islam yang ada
diberbagai belahan dunia lainnya, termasuk Indonesia.
Akhirnya,
semoga sedikit bangetnya tulisan ini dapat menggugah kita untuk mempelajari
sejarah islam dan umat islam pada masa lalu sehingga dapat menjembatani ke-missing
link-an kita selama ini. Seperti dikatakan sebuah pepatah :
“Pelajarilah sejarah !
karena suatu kaum yang melupakan
sejarahnya,
Adalah seperti anak pungut yang
tidak mengetahui nasabnya.
Atau seperti orang yang hilang
ingatan,
Sehingga tidak ingat masa lalunya.”
Comments
Post a Comment