Skip to main content

SangOrangAneh XeroserYosZaim

Tingkatkan Manejemen Strees : Hidup menantang, Optimis, Hadapi

Hidup ini penuh dengan tekanan atau stressor. Tidak semua yang kita inginkan  sesuai dengan kenyataan yang ada. Banyak orang yang mampu menghadapi berbagai situasi tanpa rasa tertekan. Namun menghadapi tekanan merupakan  tantangan untuk dapat melewatinya. Ada  diantara kita yang setiap bertemu pada suatu kondisi tertentu, langsung merasakan kejenuhan, rasa tertekan, atau bahkan ada yang berujung pada keputusasaan dan nekat mengakhiri hidupnya (bunuh diri).   Setiap peristiwa tentu memiliki dampak psikologis yang berbeda pada setiap orang. Karena setiap orang memiliki ambang stress yang tentu berbeda. Semakin besar ambang stress yang dimiliki seseorang, maka akan semakin kuat pula orang tersebut dalam menghadapai dan menjalani berbagai situasi yang ada dalam hidupnya.   Pendidikan, perhatian lingkungan terdekat, keimanan, serta pengetahuan dan pengalaman yang didapat seseorang merupakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi besar atau kecilnya seseorang dalam mengatur ambang s

onetime

Oh… Cinta…


“Siapa saja yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami memberikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka. Lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”. (TQS. Hud [11]: 15)

Ketahuilah saudaraku

“Dunia adalah tempat tinggal bagi orang yang tidak memiliki tempat tinggal dan tempat berkumpul orang-orang yang tidak menggunakan akal” (HR. Ahmad dan al-Baihaqi)

Mashar bin Sa’ad menuturkan bahwa Rasulullah saw, bersabda :

“Seandainya harga dunia itu di sisi Allah sebanding dengan nilai sepotong sayap nyamuk saja, niscaya orang-orang kafir tidak akan diberi minum seteguk air pun dari dunia ini” (HR. at-Tirmidzi dan Ibn Majah)

Sementara al-Mustaurad bin Syaddad berkata :

“Saya pernah bersama-sama dengan satu kafilah. Mereka berhenti bersama-sama dengan rasulullah di hadapan bangkai seekor anak kambing. Rasul kemudian bertanya, “Bagaimana pendapat kalian mengenai bangkai yang menjijikan ini ketika dibuang oleh pemiliknya?”, mereka menjawab, “diantara rasa jijik terhadap bangkai itu adalah dengan membuangnya, ya Rasulullah ?”, Rasul kemudian bersabda, “sesungguhnya dunia ini lebih menjijikan di mata Allah dibandingkan dengan jijiknya bangkai anak kambing ini di mata pemiliknya” (HR. at-Tirmidzi)

Rasulullah saw, pernah bersabda, sebagaimana dituturkan oleh Abdullah bin Umar (semoga Allah meridhoi keduanya), setelah beliau saw, menepuk-nepuk pundaknya ra, atau meletakkan tangannya yang mulia di atas bahunya ra, sebagai berikut :

“Jadilah kamu di dunia ini seolah-olah orang asing atau orang yang sedang menyeberangi jalan” (HR. al-Bukhari, at_tirmidzi, Ibn Majah, dan Ahmad)

Diriwaytkan oleh Muslim, at-Tirmidzi, Ibn Majah, dan Ahmad,

“Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan suirga bagi orang kafir”

Maka,

“Bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya dipagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini;dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalikan dari mengingat Kami serta menuruti hawa nafsunya. Keadaan itu melewati batas” (TQS. Al-Kahfi[18]: 28)

Ingatlah perkataan Tsauban yang menuturkan bahwa Rasulullah saw., bersabda :

“kelak, berbagai bangsa akan memperebutkan kalian persis seperti orang-oran yang rakus memperebutkan makanan.” Seseorang kemudian bertanya, Apakah karena saat itu kami berjumlah sedikit ?, Rasul menjawab, “bahkan jumlah kalian saat itu sangat banyak. Akan tetapi, kalian saat itu tidak lebih daripada buih seperti buih air bah. Allah kemudian mencabut rasa takut dari dada musuh-musuh kalian itu terhadap kalian dan sebaliknya menanamkan ke dalam kalbu-kalbu kalian al wahn!” seseorang bertanya lagi, “ya Rasulullah, apa yang dimaksud al wahn itu ? Rasul menjawab, “yaitu cinta dunia dan takut mati” (HR. Abu Dawud)

Dalam riwayat Ahmad menggunakan ungkapan demikian :

“kalian pada saat itu berjumlah banyak. Akan tetapi, di dalam kalbu-kalbu kalian bersemayam al-wahn!” para sahabat bertanya,” apakah al Wahn itu, ya Rasulullah ? Rasulullah saw., menjawab, “yaitu kecintaan kalian terhadap dunia dan rasa takut kalian untuk berperang” (HR. Ahmad)

Saudaraku , bukankah Allah SWT., telah memerintahkan kepada kita !

“carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat; janganlah kamu melupakan bahagianmu dari kenikmatan duniawi; berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu; dan janganlah kamu berbuat kerusakan di(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (TQS. Al-Qashshash [28]: 77)


ketika waktu terasa singkat
tak terasa banyak hal yang t'lah terlewat
disadari atau tidak disadari
pastilah ada yang tersesali
walau itu hanya sekali

berdialog dengan diri
itulah langkah yang mesti
kalau tak ingin segera mati

berkompetisi dengan penuh kesadaran
bukanlah alternatif pilihan
melainkan sebuah keharusan
karena hidup seluruhnya tantangan

lawan yang besar dan tak mudah ditaklukan
sebisa mungkin harus ditundukan
namun kadang ia terpelihara penuh kemanjaan

ketika waktu membisu
tak terasa semua telah berlalu

orang jahat menikam orang baik
karena jiwa hanya menjadi budak
dengan raga sebagai bidak
hilanglah kosakata bijak.

apakah kesadaran akan mudah datang
di waktu yang makin singkat
yang terus berlalu
berlalu
dan berlalu 


Sungguh kebanyakan dari kaum muslim saat ini benar-benar telah begitu mencintai dunia. Banyak saudara kita, atau bahkan diri kita terkadang telah atau sering kali dibutakan oleh hawa nafsunya, sehingga tidak lagi bersikap teguh dan terikat dengan hukum (syariat) allah. Akibatnya, Allah jadikan umat islam, kaum muslim, dikuasai oleh orang-orang kafir baik Nasrani, Yahudi maupun lainnya. 

Karena itu, sebagai kaum muslim, kita harus berhati-hati dan waspada terhadap kehidupan dunia dan upaya menikmati dunia, sehingga dapat sesuai dengan Syariat allah, serta berorientasi pada kehidupan akhirat. Sehingga kita tergolong kedalam orang-orang yang didekatkan kepada Allah (as-sabiqun al-Muqarrabun) sebagaimana orang-orang terdahulu. Amiin.

Comments

Popular posts from this blog

Tingkatkan Manejemen Strees : Hidup menantang, Optimis, Hadapi

Hidup ini penuh dengan tekanan atau stressor. Tidak semua yang kita inginkan  sesuai dengan kenyataan yang ada. Banyak orang yang mampu menghadapi berbagai situasi tanpa rasa tertekan. Namun menghadapi tekanan merupakan  tantangan untuk dapat melewatinya. Ada  diantara kita yang setiap bertemu pada suatu kondisi tertentu, langsung merasakan kejenuhan, rasa tertekan, atau bahkan ada yang berujung pada keputusasaan dan nekat mengakhiri hidupnya (bunuh diri).   Setiap peristiwa tentu memiliki dampak psikologis yang berbeda pada setiap orang. Karena setiap orang memiliki ambang stress yang tentu berbeda. Semakin besar ambang stress yang dimiliki seseorang, maka akan semakin kuat pula orang tersebut dalam menghadapai dan menjalani berbagai situasi yang ada dalam hidupnya.   Pendidikan, perhatian lingkungan terdekat, keimanan, serta pengetahuan dan pengalaman yang didapat seseorang merupakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi besar atau kecilnya seseorang dalam mengatur ambang s

Enam Buhul Kekuatan Sangkil Menyambut Kejayaan, Ikutan Teyan ?

Mari kita akui dengan jujur, bahwa saat ini umat islam baru mulai menggeliat kembali, setelah kekalahannya, yang ditandai dengan bertumbuhnya negara bangsa yang mengkotak-kotakan umat islam sesuai batas kewilayahan dan diterapkannya aturan yang berbeda-beda di masing-masing negaranya. Namun sebagai individu bagian dari kaum muslimin, apakah kita hanya berpangku tangan dan membiarkan keadaan seperti ini selamanya ? Tidak ! kita harus menyongsong masa depan dengan penuh optimisme. Kita harus meyakini bahwa sunnah-Nya pasti akan berlaku atas izin Allah. Oleh karena itu perlu ada persiapan dan upaya yang dilakukan untuk menyosong kembalinya kejayaan umat islam dengan diterapkannya aturan Allah Swt., sebagaimana sejarah telah mencatatnya. Sesunggunya umat islam telah dibekali petunjuk hidup (way of life) untuk mencapai kejayaan tersebut. Al qur’an sebagai panduan umum telah dilengkapi dengan petunjuk teknis dalam bentuk perbuatan dan ucapan rasulullah saw, serta diamnya sebagai persetujuan

Islamisasi Eropa : Perkembangan Luar Biasa Tanpa Terpaksa

Interaksi antara islam dengan bangsa-bangsa di eropa sepertinya telah terjadi sejak dari awal islam ‘diresmikan’ oleh Allah melalui Al Qur’an yang diwahyukan kepada Muhammad Saw (571 M – 632 M). Meskipun pada saat itu, banyak penolakan dan penentangan atas ilmu, ide, aturan, hukum, maupun segenap tata kelola kehidupan (wahyu) yang disampaikan oleh Muhammad Saw., baik itu dari kaumnya sendiri (Quraisy), pemuka agama dan kepercayaan lain, para pembesar dan juragan (sekarang : pejabat dan pengusaha konglomerasi), maupun dari pihak luar termasuk suku bangsa, kaum dan kerajaan-kerajaan yang berkuasa.   Mengenai interaksi islam dengan eropa, Mari kita mulai lihat siroh tentang perang Mu'tah (629 M). Disana  adalah perang pertama antara Islam dengan Imperium Romawi, catat Imperium Romawi. Perang ini terjadi di sebuah daerah di dekat Palestina (abaikan peta Palestina yang ada sekarang).   Untuk mengetahui detail prang mu’tah, silakan pelajari siroh nabawiyah ya.   Kembali ke Im