Hidup ini penuh dengan tekanan atau stressor. Tidak semua yang kita inginkan sesuai dengan kenyataan yang ada. Banyak orang yang mampu menghadapi berbagai situasi tanpa rasa tertekan. Namun menghadapi tekanan merupakan tantangan untuk dapat melewatinya. Ada diantara kita yang setiap bertemu pada suatu kondisi tertentu, langsung merasakan kejenuhan, rasa tertekan, atau bahkan ada yang berujung pada keputusasaan dan nekat mengakhiri hidupnya (bunuh diri). Setiap peristiwa tentu memiliki dampak psikologis yang berbeda pada setiap orang. Karena setiap orang memiliki ambang stress yang tentu berbeda. Semakin besar ambang stress yang dimiliki seseorang, maka akan semakin kuat pula orang tersebut dalam menghadapai dan menjalani berbagai situasi yang ada dalam hidupnya. Pendidikan, perhatian lingkungan terdekat, keimanan, serta pengetahuan dan pengalaman yang didapat seseorang merupakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi besar atau kecilnya seseorang dalam mengatur ambang s
"Artinya dari 100 remaja di Jabodetabek, 51 sudah tidak perawan," ujar
Kepala BKKBN Sugiri Syarif usai memberikan sambutan pada acara grand
final Kontes Rap memperingati Hari AIDS sedunia di lapangan parkir IRTI
Monas, Minggu (28/11/2010).
Hayoooo, siapa di antara kamu yang cewek yang masih virgin? ngaku... ngaku...
Oppss.. sorri..sorri…, nanyanya sensanif, eh sensitif banget ya?
Ehm.. maklumlah, jaman kiwari
soal virginitas kayaknya makin murah aja. Kesannya gampangan untuk
diobral atau malah bisa dianggap zamannya keperawanan lagi cuci gudang,
gitu deh.
Nggak percaya? Banyak kasus kok kalo kamu
mau jeli melihat dan merasakan bahwa hubungan cowok-cewek di kalangan
remaja udah sampe batas yang mengkhawatirkan banget.
Mau bukti? Coba deh baca aja koran, majalah, tabloid, atau nonton berita di televisi dan surfing di internet.
Sekadar contoh nih, dulu di tahun 2002 sempat heboh juga saat
penelitian yang dilakukan Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan serta
Pusat Pelatihan Bisnis dan Humaniora (LSCK PUSBIH) menunjukkan hampir
97,05 persen mahasiswi di Yogyakarta sudah hilang keperawanannya saat
kuliah.
Terus beberapa tahun berikutnya Hasil survei
lainnya yang dilakukan oleh Annisa Fondation juga cukup mengejutkan
karena 42,3 % pelajar perempuan telah melakukan hubungan seks
pra-nikah. Siaran pers lembaga independen ini, menerangkan sebanyak
42,3 persen pelajar di Cianjur sudah hilang keperawanannya saat duduk
di bangku sekolah. Parahnya, mereka yang terlibat kegiatan seks bebas
itu bukan berarti karena tidak mengerti atau tidak paham nilai agama
atau budi pekerti. Sebab hampir 90 persen dari mereka mengaku praktik
hubungan seksual di luar nikah merupakan perbuatan dosa yang seharusnya
dihindari. (Hidayatullah.com, 12/02/2007)
Dan
baru-baru ini data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
pada 2010 menunjukkan, 51% remaja di Jabodetabek telah melakukan seks
pra nikah. Fenomena mengkhawatirkan ini juga muncul di Surabaya dengan
tingkat kejadian 54%, Bandung 47% dan Medan 52%.
Nah lho...
Sobat muda, emang sih dalam setiap penelitian bisa
berbeda metode dan analisis datanya, itu sebabnya, banyak orang yang
juga meragukan beberapa hasil penelitian. Sebabnya, mungkin saja orang
bisa berbohong dengan statistik. Okelah, untuk kasus seks bebas yang
salah satu dampaknya adalah harga keperawanan jadi begitu murah
(backsound: dan ini berbanding terbalik dengan harga sembako untuk saat
ini), sebenarnya tanpa memperhatikan hasil survei dan penelitian dari
lembaga manapun, faktanya memang bisa dengan mudah kita saksikan via
media massa atau dalam kehidupan sehari-hari. Lagian, survei kan
‘sekadar’ ingin mengetahui level positif atau negatif dari sebuah obyek
survei/penelitian dalam bentuk angka atau prosentasi jumlah. Itu
sebabnya, jika ada dua orang saja yang melakukan perbuatan seks bebas,
artinya tetap harus menjadi perhatian dan dicari solusinya. Tul nggak
sih?
Hati-hati dengan kelaminmu!
Sobat, pernah nggak beli barang tertentu dan nggak boleh
coba-coba sebelum kita pasti akan membelinya? Ada banyak penjual barang
tertentu yang sama sekali tidak membolehkan barang yang hendak
dijualnya itu dijajal terlebih dahulu oleh calon pembelinya tanpa pasti
akan membeli tuh barang.
Memang tidak semua barang, tapi ada barang tertentu.
Pengalaman saya sih, beberapa kali membeli ponsel tuh
barang hanya boleh dilihat-lihat saja brosurnya, atau modelnya (replika)
saja, paling banter ponsel yang masih berada dalam box-nya yang dalam
kondisi tersegel, kecuali yang second. Sementara barang aslinya tetap
berada di kardusnya dan disegel.
Baru deh ketika kita hendak
membelinya dengan pasti, kardusnya dibuka, ponselnya dikeluarin dan
bisa langsung digunakan. Uangnya tentu saja kita berikan karena udah
jadi beli. Tapi banyak juga barang yang dijual bebas dan pembeli bisa
leluasa mencoba alias menjajalnya tak perlu khawatir ada kewajiban
harus membelinya. Artinya, bebas mencoba dan kalo nggak cocok nggak
akan dibeli. Misalnya, beli sepatu, tapi tau sendirikan biasanya itulah
barang obral atau yang kualitasnya dibawah harga semestinya atau lewat
jalur gelap alias black market !
Bro… Sis…, untuk jualan dan membeli barang saja betapa
telitinya si penjual dan pembeli,betapa ketatnya menjaga kualitas, dan
amat memperhatikan kesempurnaan. Dan, untuk semua itu, ada kompensasi
harga yang nggak sedikit. Nah, tentu saja logikanya, untuk harga sebuah
vitalitas eh virginitas atau keperawanan ini, tentu sudah seharusnya
sangat-sangat-sangatlah mahal. Sekarang persoalannya bukan lagi
menyangkut persepsi orang lain terhadap kita, tapi lebih dari itu
adalah penilaian Allah Swt. terhadap ketakwaan kita. Sebab, sebagai
seorang muslim, perbuatan kita senantiasa akan dipantau dan dinilai
oleh Allah Swt. Oke, begitulah sebabnya mengapa kita nggak boleh lho
mengobral kelamin kita begitu murahnya, bahkan tak berharga. Jangan
sampe kamu bertekuk lutut dan berbuka paha di hadapan cowok yang belum
sah jadi suami kamu. Meskipun itu pacarmu, tapi tetap saja pacarmu
bukan suamimu, toh?
Ibarat kendaraan bermotor, kamu
belum punya BPKB alias Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor. Boleh
dibilang kamu “memilikinya” dengan cara ilegal (hati-hati kena tilang
lho!). Iya dong, gimana bisa disebut legal, wong bukti kepemilikan aja
nggak punya.
Bro.. Sis.., bagi kamu yang berpacaran,
kamu kan cuma boleh bilang, dan memang cuma bisanya cuma bilang ke
teman-teman kamu bahwa yang kamu gandeng ke tempat kondangan itu adalah
sebagai pacarmu, bukan suami kamu, betul apa betul ???
Dari sini saja sudah jelas bahwa pacar emang beda dengan pengertian
istri atau suami. Itu artinya, tidak ada hak dan kewajiban sebagaimana
yang ada dalam hubungan suami-istri. Dengan kata lain, karena statusnya
sebagai pacar, maka tidak bisa (dan memang tidak boleh en nggak
berhak) melakukan kegiatan layaknya mereka yang sudah terikat
pernikahan. Meski kamu dalam pacaran nekat memanggil pasangan dengan
“mama-papa”, tapi bukan berarti boleh juga melakukan “kegiatan
mama-papa” seperti dalam ikatan pernikahan. Karena memang akan dinilai
berbeda dan jelas definisi dari kegiatannya pun akan berbeda, gitu lho.
Misalnya, kalo kamu menggandeng tangan pacarmu dengan mesra, maka
kemesraan kalian berdua justru dilarang oleh Allah Swt. Kenapa? Karena
bermesraan dengan orang yang belum halal menjadi pasanganmu adalah
berdosa. Tapi kalo sudah resmi menjadi suami-istri, jangankan sekadar
menggandeng tangan, menciumi dan berpelukan mesra, bahkan berhubungan
seksual pun halal dilakukan. Jadi intinya, kalo pas pacaran kegiatan
seperti itu dinilai dosa, maka setelah menikah bernilai PAHALA. Jelas
beda banget kan?
Kendalikan nafsumu!
Memang, kalo menurut PNdK alias Penelusuran Nafsu dan
Kekuatan, sangat boleh jadi mereka yang pacaran sangat memenuhi
kriteria ini. Maklum, soal nafsu dan kekuatan emang bisa mengalahkan
akal sehat dan juga keimanan. Sebab, ketika keimanan yang cuma nyangkut
di KTP itu, setan pun getol bergerilya dan menaburkan jerat-jerat dan
mengobarkan hawa nafsu kepada mereka yang imannya kendor atau mungkin
juga tarik-ulur. Kalo udah gitu, setan tinggal jejingkrakan sambil
diriingi irama kesesatan karena udah berhasil menjerumuskan manusia ke
jurang nista karena akal sehat dan imannya terkubur hawa nafsu. wah wah
wah... bahagianya si setan punya banyak teman.
Sobat, dalam kamus virgin itu bermakna keperawatan ups salah keperawanan... xixixi.
Artinya, tak pernah melakukan seks. Dalam Encarta Dictionary Tools misalnya, virgin diartikan sebagai: somebody, especially a woman, who has never had sexual intercourse.
Lalu, bagi yang menjaga diri dari perbuatan tersebut?
Allah akan memberikan pahala dan tempat yang baik di surga. Abu
Hurairah dan Ibnu Abbas r.a. berkata:
“Rasulullah Saw. berkhutbah sebelum wafatnya, yang di antaranya
beliau bersabda: “Barangsiapa mampu bersetubuh dengan wanita atau gadis
secara haram, lalu dia meninggalkannya karena takut kepada Allah, maka
Allah menjaganya pada hari yang penuh ketakutan yang besar (kiamat),
diharamkannya masuk neraka dan memasukkannya ke dalam surga.” (Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, dalam Raudhah al-Muhibbin wa Nuzhah al-Musytaqin).
Hmm.. adil bangetkan ?
So, buat kamu para cewek, kendalikan nafsumu: jaga virgin sampe kawin! Gimana, setuju kan?
gmn ya..setuju g ya ...hehe
ReplyDelete